Keutamaan shalat dhuha memang perlu kita semua
ketahui, agar kita lebih mantab dalam melaksanakannya. Waktu terus
berlalu, tak terasa jam telah menunjukkan pukul 10.00. Ada waktu jeda
cukup lama untuk rehat. Minimal ketika kita sudah berusaha melakukan
mekanisme coping, tetap saja rehat menjadi kebutuhan diri yang tak
terelakkan untuk mendukungnya. Sang pencipta mengetahui hal ini. Maka
Dia memberi kita sarana untuk merecharge semangat: dengan melakukan
shalat dhuha, karena terdapat keutamaan shalat dhuha.
Jika memang kelonggaran terdapat di awal dan kawatir tidak ada waktu
terluang setelahnya, rehat bisa dilakukan di awal kegiatan. Hanya saja
idealnya kita memiliki jadwal khusus untuk rehat itu, yakni di waktu
utama pengerjaannya. Nah hal ini sangat berkaitan nantinya dengan keutamaan shalat dhuha.
Namun ketika amanah, tanggugjawab dan kesibukan menjadi rutinitas
harian, tidak mengapa kita mengambil jeda semampu kita. Istirahat ketika
pergantian mata kuliah, atau jeda di kantor, manfaatkan! Akhirat
menanti. Di bawah ini merupakan dalil yang berkaitan dengan keutamaan shalat dhuha.
Dalil keutamaan shalat dhuha
Abu Dzar ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Setiap tulang
dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya; setiap tasbih adalah
sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah,
setiap takbir adalah sedekah, setiap amar makruf adalah sedekah, dan
setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka yang dapat mencukupi hal itu
adalah dua rakaat yang dilakukannya dari shalat dhuha."
Satu lagi dalil tentang keutamaan shalat dhuha:
Abu Hurairah ra berkata, "Kekasihku, Muhammad SAW berwasiat kepadaku
agar melakukan tiga hal: berpuasa tiga hari pada setiap bulan (Hijriah,
yaitu puasa putih atau Bidl, tanggal 13, 14, 15), dua rakaat shalat
dhuha, dan agar aku melakukan shalat witir dulu sebelum tidur." (HR
Bukhari Muslim)
Keutamaan shalat Dhuha dari segi waktu
Waktu shalat dhuha terhitung panjang, mulai dari sesudah waktu haram
hingga sesudah waktu haram. Maksudnya ialah waktu haram yang pertama
adalah terbitnya matahari, sedangkan waktu haram yan kedua ialah saat
matahari tepat di tengah hari, dan garis peredarannya. Kenapa
diharamkan? Agar tidak seperti menyembah matahari. Kita diajarkan
menjadi orang yang berkepribadian, tidak asal mengikuti. Cukup
Rasulullah sebagai panutan. Tak terkecuali dianut mengenai waktu keutamaan shalat dhuha.
Sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, ia
berhak memperoleh pahala sebagaimana pahala orang yang meloakukannya."
(HR Muslim). Begitu dahsyatnya keutamaan shalat dhuha.
Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada
satu orang kerenamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah." (HR
Muslim). Ini merupakan hadits keutamaan shalat dhuha.
Di masa Rasul, unta merah begitu prestisius. Pada masa sekarang bisa
disamakan seperti mobil mewah. Untuk mendapat pahala sedemikian dahsyat
dari keutamaan shalat dhuha, minimal kepribadian kita harus islami
terlebih dahulu. Mari mengintrospeksi: sampai di sini amalan mana yang
belum kita resapi. Bukti ilmiah keutamaan shalat dhuha dan dalil
pendukung juga sudah.Insyaallah jika ikhlas kita kedepannya akan beroleh
manfaat dari keutamaan shalat dhuha.
Tentu ketika waktu yang disediakan longgar, ada waktu utamanya. Waktu
itu, dalam redaksional hadits, sering digambarkan sebagai anak unta
bangkit dari tempat diamnya karena mulai kepanasan atau kehausan. Saat
terik matahari mulai menyengat, pasir mulai panas, sehingga panasnya
dirasakan oleh kaki-kaki anak unta. Ini menunjukkan waktu utama shalat
dhuha akan diakhirkan. Jika merunut kondisi di Indonesia berarti sekitar
pukul 10-11, atau lebih dari itu asal berhati-hati terhadap waktu haram
yang mulai muncul.
Zain bin Arqam ra melihat orang-orang shalat dhuha, maka ia berkata:
Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat dhuha di
saat ini lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah bersabda, "Shalat
dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang
mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun
karena mulai panas tempat berbaringnya." (HR Muslim). Ini dalil
pendukung lagi terhadap keutamaan shalat dhuha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar